Drama Korea The Atypical Family Episode 2 - Review dan Spoiler

Halo, semua. Di postingan kali ini, aku akan mengajak kalian untuk menonton drama The Atypical Family episode 2. Episode pertamanya sendiri berakhir dengan adegan traumatis Gwi Joo saat kecelakaan mobil yang menewaskan sang istri. Untuk reviewnya, kamu bisa baca di link The Atypical Family episode 1

 

Review The Atypical Family Episode 2, Pict from instagram.com/netflixid

 

Drama Korea The Atypical Family Episode 2 - Rangkuman

Seperti biasa, review ini akan bersifat spoiler ya. Jadi jika kamu tidak menyukainya, bisa meninggalkan halaman ini. 

Episode dimulai dengan penjelasan tentang kemampuan Gwi Joo. Ia mendapatkan kemampuan itu pada usia sembilan tahun. Diperlihatkan pula suasana ketika ia kembali ke masa lalu. Dunia di sekitarnya berwarna kelabu dan ia berada di sana hanya untuk menonton tanpa bisa melakukan apa-apa, termasuk mengubah sekeliling. 

Adegan kemudian kembali ke masa kini, Yi Na ternyata menyesali dirinya. Ia berpikir bahwa dirinya tidak seharusnya terlahir dan mendapat kado ulang tahun. Karena itu, ia membuang semua boneka pemberian sang ayah. 

Gwi Joo melihatnya di tempat sampah dan merasa sedih. Ia pun pergi ke mall untuk mencarikan Yi Na hadiah lain. Seperti sudah direncanakan, di mall ia bertemu Da Hae. Setengah memaksa, Da Hae menawarkan bantuan. Gwi Joo menolak tetapi berakhir dengan insiden. Ia membuat lengan baju Da Hae robek. (Jadi ingat adegan baju sobek Lovely Runner nih. Apa pakaian di Korsel serapuh itu ya, kok bisa robek hanya karena sekali tarik? Hahahah). 

Setelah adegan sinis-sinis dan penolakan ala Gwi Joo, Da Hae akhirnya membelikan sepasang sepatu untuk Yi Na. Setelah memberikan sejumlah uang sebagai ganti rugi, Gwi Joo menerimanya dan meninggalkan Da Hae. Singkat cerita, alarm kebakaran berbunyi di mall. Da Hae tampak ketakutan. Oh, ternyata ia trauma terhadap api. Sekilas diperlihatkan flashback tentang situasi genting dan ada anak-anak sekolah yang berlarian.

Saat Da Hae linglung dan menelungkup di lantai karena trauma, ia melihat Gwi Joo muncul untuk memegang tangannya. Adegan di sini terpatah-patah dan seperti tidak realistis. Musiknya juga aneh, tidak menyentuh seperti adegan pegangan tangan dan tatap-tatapan di drama kebanyakan. Sesaat aku mengira ini hanya khayalannya Da Hae saja. Apalagi Gwi Joo juga langsung menghilang saat ada pengumuman. Ternyata, alarm berbunyi karena ada kerusakan, bukan kebakaran sungguhan. 

Di pihak Gwi Joo, sang nenek, ibunya Gwi Joo, semakin gencar untuk menjodohkan mereka. Ia bahkan secara terang-terangan menunjukkan gedung megah milik mereka demi memikat Da Hae. Di sini, Da Hae masih pura-pura jual mahal ya (padahal sebenarnya mau).

Dong Hee (saudara perempuan Gwi Joo) mendengar percakapan mereka dan mengutarakan kecurigaannya tentang Da Hae. Pertemuan mereka terkesan kebetulan dan direncanakan (emang!), tetapi argumennya disanggah sang ibu. Selanjutnya, konflik Dong Hee ini makin dipertegas. Ia berniat menikah lebih cepat ketimbang Gwi Joo agar mendapatkan gedung milik keluarga. Sayangnya, pacarnya menolak menikahinya sebelum berhasil membayar kembali utang pembukaan klinik (yang notabene duitnya keluarga Dong Hee). 

Keluarga Da Hae juga makin gencar membuat rencana untuk mendekati keluarga Bok. Mereka menempatkan Grace menjadi PT di fitnes milik Gwi Joo dan ngompor-ngomporin kisah percintaan Dong Hee. Tujuannya ya untuk mencegah Dong Hee menikah terlebih dahulu. Sang Paman juga ditugaskan mengawasi Yi Na dengan tujuan mencari celah untuk mendekati Gwi Joo. Sepertinya, mereka memang sekelompok penipu dengan spesialisasi mendekati laki-laki dan menikahkannya dengan Da Hae demi keuntungan tertentu. Btw, dua suami Da Hae terdahulu juga ternyata korban mereka. Pokoknya, Pekerjaan mereka begitu terstruktur dan terencana. 

Di bagian lain, kehidupan sekolah Yi Na juga disorot. Anak itu diceritakan belum bisa berbaur dengan teman-temannya. Ia tampak kebingungan saat disuruh memilih klub sekolah. Walinya pun menelepon Gwi Joo dan meminta Gwi Joo lebih memperhatikan kehidupan sekolah Yi Na.

Pada satu malam, paman Da Hae menguntit Yi Na sepulang sekolah dan membuat anak itu ketakutan. Yi Na sembunyi di toilet sebuah taman dan memanggil bantuan ke keluarganya. Sayangnya, keluarganya yg lain tidak mengangkat telepon. Ia pun terpaksa menelepon sang ayah. Sang ayah yang saat itu sedang bersama Da Hae (lagi-lagi karena diatur oleh sang nenek dan kakek) akhirnya menjemput Yi Na bersama-sama. Gwi Joo sempat memukul orang yang mengikuti Yi Na. Di sini, Da Hae memberi kode pada orang itu (pamannya) agar pura-pura terjatuh saat dipukul. Sekilas, aku merasa kasihan pada Gwi Joo ya. Ia berusaha keras agar menjadi seorang ayah yang bisa menyelamatkan sang anak. Padahal sebenarnya, ini hanya rencana Da Hae dan keluarganya. 

Setelah penguntit itu pergi, Gwi Joo menyuruh Yi Na keluar dari kamar mandi. Namun, anak itu tidak mau. Da Hae akhirnya masuk dan mengetahui bahwa itu karena Yi Na tengah mendapat menstruasi pertama. Da Hae pun membelikannya pembalut dan memberi jaket untuk menutupi rok. Yap, jebakan terpasang sempurna dan Gwi Joo pun tersentuh. Sambil minum-minum, lelaki itu menceritakan bagian tersedih dari kehidupannya dan meminta Da Hae untuk menjauh karena tidak ingin perempuan itu ikut terpuruk. Oh ya, ada dialog yang cukup menyentuh di sini. 

Setelah menceritakan keterpurukannya, Gwi Joo berkata, “… menjauhlah dariku. Jangan buat aku ingin menahanmu.”

Waduh, udah mulai-mulai nih nuansa romansanya. Apalagi saat itu, Da Hae menjawab bahwa Gwi Joo sudah terlanjur menahannya karena memegang tangannya dengan begitu erat saat alarm kebakaran di mall. Gwi Joo heran, kenapa Da Hae selalu menyebut soal memegang tangan itu padahal ia merasa tidak pernah melakukannya. Dengan setengah mabuk, Da Hae kemudian berkata bahwa mungkin saja itu adalah kejadiaan di masa depan, ketika kemampuan Gwi Joo pulih seperti sedia kala dan bisa kembali ke kejadian alarm kebakaran di mall. Gwi Joo tidak percaya. Namun, ketika menandatangi berkas sekolah Yi Na, ia mencoba kembali kemampuannya. 

Ternyata, ia benar-benar kembali ke mall tepat saat alarm kebakaran berbunyi. Ia terus melangkah dan menemukan Da Hae di lantai. Wah, wah, wah, ternyata itu adegan time traveling dengan pola seperti lingkaran ya. Pantas saja saat itu Gwi Joo mengenakan sandal rumah dan ekspresinya tampak kaget bin takjub. Rupanya, ia senang karena menemukan kembali kekuatannya dan hebatnya, ia bisa menyentuh tangan Da Hae. Padahal kan, di penjelasan awal, ia tidak bisa menyentuh apa pun saat kembali masa lalu. 

Episode 2 drama The Atypical Family pun berakhir sampai sini dengan kesimpulan bahwa si Gwi Joo sudah mulai masuk perangkap. 

Review drama The Atypical Family Episode 2

Aktingnya Chun Woo Hee keren, ia juga memerankan karakter seorang penipu ulung dengan amat baik. Jangan lupakan Park So Yi, ia benar-benar tampak seperti anak kesepian yang butuh perhatian keluarga, bikin aku ingin memeluknya erat.

Jang Ki Young juga oke banget di sini. Dia bisa memperlihatkan kondisi dramatis seseorang yang kena depresi. Aktingnya juga membuatku merasa kasihan dengan kehidupan Gwi Joo yang menyedihkan.  Kehilangan istri, depresi, dan kecanduan terhadap alkohol. Namun ada hal mengganjal tentang kondisi terkini lelaki itu. Di sepanjang episode 2 ini, entah berapa Gwi Joo menyebut dirinya terkena depresi secara lugas di hadapan Da Hae. Hal ini cukup menganggu ya. Awalnya, aku mengira dialog itu untuk menguatkan karakter, tetapi kemudian aku sadar bahwa Gwi Joo sengaja mengatakan itu untuk menolak Da Hae dan menjauh perempuan itu dari hidupnya. 

Kemudian mengenai kemampuan Gwi Joo, kenapa aku merasa kekuatan itu tidak ada gunanya ya? Oke, begini maksudnya. Mungkin asyik ya kembali ke masa lalu dan menikmati ulang momen indah di masa itu. Namun, untuk apa sih? Seperti halnya menonton film, mungkin kita merasa terhibur, tetapi kehidupan dan masa sekarang tetap berjalan seperti seharusnya. 

Aku jadi kembali mempertanyakan keherananku di episode 1 kemarin. Sesaat sebelum kecelakaan itu, apa sih tujuan Gwi Joo ke masa bahagianya di masa lalu padahal di masa sekarang saja sudah bahagia. Apa tidak cukup kebahagiaan yang ia dapatkan saat itu sehingga rakus untuk mengulang kebahagiaan yang sudah lewat? Tentunya, alasannya masih menjadi rahasia ya dan semoga dijelaskan di episode selanjutnya. 

Namun, terlepas dari pertanyaan itu, aku ingin memuji cara penulis merangkai cerita. Adegan demi adegan terhubung dengan logis dan sangat mulus. Pertemuan kedua karakter juga terkesan alami, meski sebenarnya direncanakan oleh kedua keluarga.

Sampai di sini dulu ya review dan rangkuman drama Korea The Atypical Family Episode 2. Tunggu review episode 3 di postingan selanjutnya. 

Untuk tracking review, kamu bisa melihat rekapannya di label The Atypical Family.

Posting Komentar untuk "Drama Korea The Atypical Family Episode 2 - Review dan Spoiler "